Setelahnya Xavier mengajak aku untuk berkeliling menggunakan sepeda, aku yang memang tidak pernah naik sepeda tentu saja mengiyakan ajakan darinya.
Dia sangat lincah ketika mengayuh sepeda dengan kedua kakinya yang berotot itu, aku memegang pinggangnya kuat-kuat, aku takut jatuh dan terperosok ke jalanan. Bukan karena jatuh itu sakit, tapi jika jatuh di tengah-tengah banyak orang begini, bukankah akan sangat memalukan?
Aku tidak bisa membayangkan rasa malu itu.
"Apakah aku berat? Apakah mau gantian?" Tanyaku padanya, angin berhembus sangat kencang, menerbangkan rambutku yang panjang.
"Apakah kamu bisa naik sepeda?" Pertanyaan dari Xavier membuatku berdecak kesal.
"Tidak." Aku menjawab jujur.
"Lalu kenapa kamu mau gantian mengayuh sepeda?"