Pada akhirnya aku memilih tak menjawab apapun pertanyaan dari ibuku itu. Beberapa hari setelahnya aku meminta pertemuan dengan Steven. Kami bertemu di sebuah taman kota yang di sore hari sangat sepi dan udara di sekitarnya sangat sejuk.
Aku datang lebih dulu, menunggu lelaki itu datang sesuai jadwal yang ditentukan. Di depanku ada banyak bunga yang sedang mekar, warna-warni memenuhi pandangan mataku. Ibuku menyuruhku membawa beberapa pengawal yang berjaga di sekitar sini. Memastikan tidak ada orang yang datang mengganggu diriku.
Menit berganti menit, hingga satu tepukan hangat menyentuh pundakku. Itu Steven, aku tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk duduk di sampingku. Dia mengikuti apa yang aku inginkan, kami duduk berdampingan tanpa mengeluarkan suara apapun. Dia juga tak berani bertanya, keheningan terasa mencekik beberapa saat. Angin sore berhembus menerbangkan rambutku, membawa sisa-sisa dedaunan yang jatuh ke tanah.