Sialan! kenapa Xavier tercipta sehebat ini? kenapa dia bisa tampan, Kaya raya dan juga luar biasa seksi? Kenapa segala kesempurnaan menjadi miliknya.
Dia yang melihat anggukan kepalaku hanya menatap mataku dengan lekat, lalu tak lama jempolnya yang besar membelai bibirku dan menjepit dengan jari yang lain.
Dia terus melakukan hal itu, sampai aku merasa bahwa nafasku sudah tidak beraturan. Belaian di bibir saja membuatku hilang akal, apalagi merasakan bibirnya lagi?
Aku mau..
Xavier…
Aku mau..
Ya..
Aku mau
Aku mau kamu Xavier!
Aku ingin berteriak dan mengatakannya, namun aku hanya diam dan malah meremas kasar lengannya yang keras.
Xavier kemudian menunduk dan kepalanya mulai mencium perutku yang terbuka sedikit. Dia bukan hanya mencium, tapi dia menjilat perutku, aku merasakan rasa basah dan hangat, aku merasakan kini bukan hanya ribuan kupu-kupu yang berterbangan!
Namun…
Seperti....
Seperti..
Ah! Aku tidak bisa mendeskripsikan apa yang aku rasakan saat ini.