Aku memilih keluar dari ruangan sialan itu dan berjalan tertatih-tatih menuju ruangan lain, sebuah tangan menopang kedua pundakku, aku melihat wajah Zein lagi. Pengawal pribadi yang katanya akan menjaga diriku, dia tersenyum sangat hangat, matanya menatap mataku dengan kelembutan. Aku hampir terjatuh pada pesona yang dia berikan, membuatku buru-buru tersadar dan menjauh darinya.
"Nona mau langsung kembali ke rumah? Atau mau berjalan-jalan sebentar?" Dia bertanya dengan nada yang sangat lembut dan penuh kehati-hatian, aku ingin menangis mendengar ucapannya itu.
Aku rapuh pada perhatian seseorang disaat seperti ini, sebab aku memang mudah tersentuh pada kasih sayang dari orang lain.
"Aku mau makan, aku belum makan." Kataku jujur.
"Nona mau makan apa?" Dia kembali bertanya, membuat seluruh akal sehatku mendadak tak beraturan.
"Makan apa saja, apakah kau punya rekomendasi makanan yang enak?" Aku mencoba mengontrol hati dan perasaanku saat ini.