Hari berikutnya, Liana yang sudah mengumpulkan tekad serta keberanian pun akhirnya memutuskan untuk benar-benar menemui Bara lagi guna mengobrolkan rencana yang sudah terbesit di dalam pikirannya ini. Yaitu tentang acara syukuran kecil-kecilan yang akan dia adakan di kediaman itu saja dan hanya dirayakan oleh orang-orang yang juga hanya ada di sana.
Kebetulan sekali saat Liana melangkahkan kakinya turun, saat itu pula Bara juga tengah keluar dari perpustakaan yang ada di kediaman rumah tersebut. Liana segera berjalan mendekat bahkan sesekali memanggil nama pria itu guna meminta untuk berhenti sesaat.
"Ada apa?" tanya Bara menatap jengah ke arah Liana.
Liana tahu dia mungkin bodoh, mengumpankan dirinya sendiri pada orang yang hobby menyayat hatinya meski tak menampakkan bekas secara fisik. "Emm, aku mau mengobrolkan tentang itu ... syukuran. Bagaimana pun Jeon belum mendapatkan syukurannya. Aku berencana mengadakan itu hari ini," ucap Liana dengan begitu hati-hati.