Liana terus melambaikan tangannya ke arah Delia. Dia benar-benar pergi kali ini meski sebenarnya hati, pikiran dan ego sama sekali tak sejalan. Namun justru hal itu yang membuat Liana menjadi mantap untuk turut tinggal di kediaman keluarga Adyasta. Dia benar-benar lelah merasakan dirinya yang seperti terbelah empat dengan berbagai pikiran dan argumen yang selalu saja beradu satu di dalam kepala. Selain itu Liana juga ingin segera membebaskan Delia.
Dia tak tahu ini adalah langkah yang benar atau salah. Mungkin awalnya Delia akan merasakan kesepian karena kepergian dirinya. Namun setelah itu Liana berharap kalau Delia akan segera menemukan aktivitas atau teman baru yang membuat wanita itu kembali bahagia. Yang jelas Liana ingin Delia benar-benar menikmati masa tuanya dengan begitu ringan sekaligus lega karena beban hidup yang selama ini menggelayuti diri sudah memilih untuk pergi.