"Hallo, Bara ... maafkan aku karena telah mengganggu dirimu, aku hanya—"
Tut!
Liana yang menggantungkan ucapan segera menilik ke arah ponselnya guna memastikan sesuatu saat dia mendengar suara aneh dari ponsel itu. Benar saja, sambungan teleponnya ternyata sudah diputus secara sepihak oleh Bara.
"Loh, ada apa ini? Kenapa teleponnya mati?" Liana memejamkan matanya sejenak. "Ck, sial. Apakah Bara benar-benar tidak ingin berbicara padaku?" guman gadis itu dengan suara yang begitu lirih.
Sementara itu, di atas ranjangnya Bara kian menggeram frustasi saat dirinya terbangun karena suara telepon masuk dan dengan gerak malas mengangkat panggilan itu. Biasanya yang suka iseng begini adalah Dio, atau Gio yang memang telah menjadi security khusus untuk membangunkan Bara yang susah terbangun dari tidur paginya. Tetapi sekarang ... suara itu ... benar-benar merusak gendang telinga Bara. Bahkan rasa geli sekaligus ngeri masih menggelitik di dalam sana.