Beberapa saat kemudian, di luar kota Chang'an.
Setelah melompati dinding belakang, Tan Xiuying pergi menyelinap dengan diam-diam ke daerah pinggiran kota. Bibi Shen Rong dan Wei Niu menyusulnya beberapa saat kemudian lewat jalan biasa, seolah-olah mereka sedang berjalan-jalan santai. Mereka bertemu di tempat yang dijanjikan.
Tan Xiuying memandangi hiruk pikuk kota Chang'an untuk yang terakhir kalinya. Dia tahu bahwa dia akan sangat merindukan ibu kota ini, terutama orang-orang yang dikasihinya berada di sini.
"Satu jam lagi berangkat!" seru pria tua yang menarik gerobak sapi, napasnya meninggalkan kepulan uap.
"Bibi, aku akan menulis surat nanti," kata Tan Xiuying kepada Bibi Shen Rong, yang menganggukkan kepalanya.
"Pergilah atau kamu akan segera ketahuan," ujar wanita tua itu, air mata berlinang di matanya. "Tak kusangka, akhirnya kita harus berpisah. Padahal kamu sudah kuanggap seperti putriku sendiri."
"Terima kasih atas segala kemurahan hatimu, Bibi Shen Rong."