Habil meletakkan gelas teh di meja, tepat di depan Green.
"Kau tenang saja, kamar ini sudah kami lindungi dengan mantra kepercayaan kami." ucap Habil.
"Lisa dan semua, bagaimana?" tanya Green.
Habil melihat Qabil.
"Kau tenang saja, kita tunggu rencana dari Rival." ucap Qabil.
Green mengepal tangannya.
BRAK!
Dengan keras memukul meja, Green mulai kesal.
"Rival! Rival! Apa menariknya dia!? Kenapa semua orang mengincarnya?" tanya Green.
Habil dan Qabil hanya diam melihat kemarahan Green, bahkan Habil mencoba menutup kepala Green dengan handuk basah, itu membuat Green terasa nyaman, ia mencoba memejamkan mata.
"Bagaimana? Sudah agak enakan?" tanya Habil.
Dengan perlahan Green membuka matanya.
Hah!
Lagi-lagi Green melihat potongan kilas balik hidupnya, samar-samar ia sedang berada di taman dengan dua orang Pria berjas hitam dan putih, namun sayang wajah mereka masih terlihat buram.
"Green, kau tidak apa-apa?" tanya Habil khawatir.