Qirdas terbangun dari mimpi panjangnya, tampaknya sudah saatnya ia menjalani dunia nyata, tapi sebenarnya ia sudah menjalankan mimpi itu di di dunia nyata dan sekarang menjadi mimpi.
Qirdas mencoba membasuh wajah sebelum membuat sarapan untuk putrinya, Green. Sekarang ia semakin tua melihat penampilan dirinya di cermin, agak sedikit kurus.
"Selamat pagi." sapa Green duduk di kursi bersiap untuk sarapannya.
"Pagi. Bagaimana tidur mu?" tanya Qirdas.
"Luar biasa." ucap Green.
"Syukurlah kalau kau menikmatinya." Menuangkan susu untuk Qirdas.
"Mam, apa ada masalah?" tanya Green.
Qirdas menggeleng. "Tidak apa-apa, kau tenang saja."
"Kalau begitu, aku berangkat dulu." Mencium tangan Qirdas. Wanita itu membelai bagian atas kepala Green dengan lembut.
~*~
"Selamat pagi." sapa Green saat bertemu dengan Lyne dan yang lain.
"Pagi." balas mereka.
"Huh, Green sekarang tidak tidur dengan kita, jadi sepi." ucap Lisa.
"Tapi kan kita masih satu sekolah." Memeluk leher Lisa dan Lyne.