Green menghampiri Qabil.
"Dia terkena racun saat kita berkelahi dengan mereka." jelas Qabil.
Tiba-tiba angin berhembus menerpa wajah mereka, mengubah dirinya menjadi seorang Pria.
"Aku akan ke sana dan meminta obat penawarannya. Kalian pergilah melanjutkan perjalanan." ucap Riko.
"Riko." panggil Qabil.
"Tidak usah berterima kasih padaku. Aku sudah menjadi bagian dari kalian, bukan?" Berangsur tubuh Riko kembali menghilang menjadi asap, kembali angin berhembus menjauh.
"Aku akan pergi mencari tumbuhan obat di hutan sini."
"Aku akan menemani mu." Rival mengikuti dari belakang.
Habil memilih duduk, berusaha untuk menghibur kakaknya.
~*~
Riko mencoba mendaratkan kakinya yang mulus tanpa luka, ia juga tidak tahu kenapa dirinya tidak mampu membeli alas kaki, padahal dirinya adalah sumber kehidupan para manusia, tapi tidak ada satupun manusia yang mau memberikannya alas kaki.
"Sedang apa kau?" tanya seseorang.
"Oh, hai, mau kah kau memberikan obat penawarnya?"
"Apa?"