"Bagaimana?" tanya Lyne.
"Kita harus ke Desa Noer dan bertemu di sana. Ayo."
"Kakak tau di mana Desa Noer berada?" tanya Lyne meragukan kemampuan Qabil.
"Lyne apa kau lupa dengan kekuatanku?" tanya Qabil
"Kekuatan kakak?" Lyne mulai berpikir dan mengingat-ingat.
"Karena jarang dipakai, jadi semua orang menganggap kami manusia biasa."
"Eh... Benarkah itu?" tanya Lyne penasaran.
"Ya, untung ada nyonya Qirdas yang meyakinkan orang-orang yang menganggap kami manusia biasa."
Lyne tertawa. "Astaga itu pasti sangat lucu."
"Dan tegang saat aku mengalaminya."
"Tapi, kan sekarang kakak punya pedang dan yang lihat pasti menganggap kakak sebagai-"
"Pengawal atau penjaga pintu." Memotong ucapan Lyne.
"Apa?" Lyne tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Ya, karena pedang ini, kami disangka pengawal atau penjaga pintu."
"Benarkah?! Hahahah..."
Dari kejauhan, mereka tidak menyadari kalau sedang ada yang memperlihatkan dengan tatapan memburu.
