Habil mencoba mengetuk pintu dengan ragu-ragu, beberapa waktu kemudian Qabil pun membuka pintu tersebut, menatap Habil dengan sinis.
"Dari mana saja kau?" tanya Qabil.
"Maaf kak, aku ada urusan dengan-"
"Masuklah, kita ceritakan di dalam." ucap Qabil.
Habil pun menurut, ia melangkah masuk ke dalam rumah. Habil pun menceritakan semua yang ia alami bersama wanita tersebut.
"Wanita, biasanya kau tidak begitu peduli dengan mereka." ucap Qabil.
"Entahlah, kenapa rasa ingin membantu selalu hadir saat dia terancam."
"Apa kau menyukainya?" tanya Qabil menebak, membuat pipi Habil memerah.
"Tidak! Aku tidak mungkin menyukainya!" bantah Habil.
"Baiklah sekarang ikut aku." pinta Qabil.
Habil pun mengikuti Qabil di belakang. Saat sampai di kamar, Habil sangat terkejut saat melihat Rival berbaring tidak sadarkan diri di ranjang Qabil.
"Bagaimana bisa dia ada di sini?" tanya Habil.
