Qirdas memperhatikan setiap gerak mereka, ia tahu apa yang terjadi, namun ia tidak ingin mengambil pusing keadaan itu.
Sampai Pelayan itu berhasil meraihnya, mencoba menakut-nakuti seluruh penghuni istana dengan pisau di leher Qirdas.
"Apa yang kau lakukan!?" tanya Tuannya.
"Diam! Aku tidak akan mati di sini, kau tau rencana B, ya inilah rencana B-nya. Hahahaha!!"
"Jadi ini rencana kalian? Membunuh ku?" tanya Qirdas.
"Tidak, ini bukan rencana ku!" Pria itu mencoba merebut pisau dari Pelayan pribadinya.
Qirdas bisa lihat dengan paksa Pria itu memegang bagian tajam pada pisau, darah segar mengalir ada sedikit mengenai pipi Qirdas. Dengan cepat Pria itu menarik Qirdas untuk menyingkir dari Pelayannya.
BUK!
Ia melayangkan kepalan tangan, meninju wajah si Pelayan dengan keras itu membuatnya jatuh tersungkur. Seluruh penghuni istana berteriak histeris berlarian menyelamatkan diri dari pertengkaran tersebut.