Aslan membuka pintu tempat Aleena melakukan operasi. Dengan hati yang sudah tidak karuan lagi rasanya, ia berjalan mendekat ke arah wanita yang masih tergolek lemah tak berdaya, dilihatnya mata lentik Aleena masih tertutup rapat, wajah Aleena pucat dengan bibir berwarna pink muda yang terlihat kering.
"Aleena," gumam Aslan lirih.
Aslan bergerak lebih dekat, diulurkannya tangan kanan untuk mengusap pipi Aleena, ia menyingkirkan helaian rambut yang menjuntai menutupi sebagian wajah wanita itu. "Aleena, maafkan aku," tutur Aslan lembut.
"Maaf saya terlambat mengetahui semuanya," lanjut Aslan lirih.