Aleena tergelak mendengar penuturan Aslan. Hatinya berdebar semakin hebat, tetapi ketakutan pun semakin besar. Aleena berangsur mundur, menjaga jarak antara dirinya dan Aslan. Menetralkan irama degup jantungnya dan memasang wajah senormal mungkin. Sungguh kembali bersama Aslan bukanlah keinginannya saat ini, hatinya masih terlalu takut dan keras.
"Maafkan saya, Mas. Saya tidak bisa melakukannya," batin Aleena sedih.
Aslan yang melihat mimik wajah Aleena pun menjadi terheran, ia merasa aneh dengan sikap Aleena saat ini yang hanya diam dan tak meresponnya sama sekali.
"Aleena," panggil Aslan yang membuat Aleena menoleh.
Tak seperti sebelumnya, kali ini Aleena menundukkan pandangannya. Sama sekali tak berani menatap Aslan. Hal itu semakin membuat Askan bingung.
"Kamu kenapa?" tanya Aslan hati-hati.
"Saya tidak kenapa-kenapa, Tuan," jawab Aleena disertai sebuah senyuman tipis yang segera pudar.
"Tuan katanya?" batin Aslan meringis sedih.