Hari itu, Hanum berhasil membuat Aleena mengurungkan niatnya sehingga Aleena tidak jadi meninggalkan dirinya dan pergi ke luar kota. Meski, ia harus membujuk dengan sedikit mengancam.
"Al, kamu beneran mau pergi ninggalin saya?" tanya Hanum kepada Aleena yang berubah pikiran dan memang tidak rela jika Aleena pergi keluar kota.
Aleena menoleh ke arah Hanum, ia menatap lekat wajah Hanum dan memperhatikan mimik wajah sahabatnya tersebut. "Bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya, Num? Kamu juga bahkan sudah setuju kan dengan keputusan yang saya buat?"
"Ta-pi …." Hanum menggantung ucapannya, ia berpikir sejenak untuk mencari cara membujuk Aleena.
"Num, kamu kenapa?" tanya Aleena heran. Ia merasa jika Hanum saat ini sedang mengkhawatirkan sesuatu.
Hanum meraih tangan Aleena, menggenggamnya dengan erat kemudian membawanya di depan dada. "Aleena, bisakah kamu mengurungkan niatmu demi saya?"
