Aleena terdiam, dia masih menangis di depan Hanum seolah tidak malu dengan tangisan yang keluar itu. Ya, selama 1 minggu ini Aleena kerap menahan tangisan jika berhadapan dengan sahabatnya itu. Dia hanya tidak ingin sahabatnya tahu permasalahan dia dan ikut berpikir.
Ya, bagi Aleena, cukup semuanya menjadi beban untuknya. Orang lain tidak diperbolehkan ikut memikirkan hal yang seharusnya tidak mereka pikirkan. Ini masalah Aleena, jadi biarkan Aleena yang memikirkannya. Begitu yang selalu Aleena ucapkan pada dirinya sendiri.
"Hei, kalau kamu menangis terus, lalu apa yang harus saya lakukan?"
"Hanum, jangankan kamu, saya pun tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Sungguh, saya benar-benar bingung. Saya seolah kehilangan semangat untuk menjalani hidup saya."
"Aleena, jangan berkata seperti itu. Tidak baik. Kamu orang baik, kamu pasti akan mendapatkan yang terbaik."
"Kamu mengatakan demikian, padahal saya merasa jika saya adalah orang paling buruk disini."