Setelah mengobrol dengan Aslan, Aleena benar-benar merasa matanya perlahan tak kuat terbuka. Ia pun menyerah dan memejamkan matanya. Sedangkan Aslan, ia masih terjaga dan sibuk bercerita dengan Aleena tentang sekelumit masa lalunya.
"Jadi gitu, Sayang ceritanya. Bagaimana denganmu? Apa masa lalu yang indah dan tak terlupakan olehmu?" tanya Aslan menoleh ke arah Aleena. Betapa terkejutnya ia melihat Aleena sudah terlelap tidur di sampingnya.
"Sudah tidur rupanya? Pantas saja sedari tadi hanya diam." Aslan membenarkan posisi tidur Aleena, memperbaiki letak selimut agar menutup tubuh sang istri sempurna kemudian memeluknya hingga ia juga terlelap.
Keesokan harinya, Aleena bangun lebih awal dan segera mandi serta bersiap. Ia lantas membangunkan sang suami. "Mas, bangun yuk? saya sudah siapkan air mandi untukmu."