Marion dan William juga Shana, menanti kedatangan Jesse, seperti hari-hari sebelumnya. Kali ini, mereka ingin sekali saja melupakan tentang kejahatan birokrasi yang membuat mereka terjebak dalam kehidupan yang tidak menentu.
Hingga kini pun, baik Jesse maupun William, sama sekali belum pernah bertemu langsung oleh tokoh yang memimpin pemerintahan di kota itu. Hanya julukan 'Sang Pemimpin', selain itu tidak ada sama sekali.
Bahkan sekadar ciri tubuh pun mereka tak tahu.
"Kita mau ke mana?" tanya Marion pada William dan Jesse yang tengah mengemudikan mobil. Kedua pria itu tersenyum penuh arti, kemudian William menoleh ke kursi belakang di mana Marion dan Shana duduk berdua di sana.
"Yang pasti ini akan menjadi kegiatan yang seru." William masih dengan senyumnya, kemudian saling meninjukan kepalan tangan dengan Jesse, sebagai isyarat bahwa keduanya telah bekerja sama untuk merencanakan semua ini.