Seorang perempuan berhijab masuk kedalam kamarnya. Ia membuang tasnya sembarangan ke salah satu arah. Ia meremas kepalanya sendiri yang bahkan masih terbungkus kain hijab berwarna pink pastel yang lembut.
"Ini gila. Kenapa aku harus mengatakan semua itu? Kenapa aku harus menyetujui kesepakatan itu dengan Djaka? kenapa aku harus ikut-ikutan gila karena kegilaan Djaka yang membuat pernikahannya dan juga kehidupanku menjadi seperti sebuah kompetisi?" Alya bergumam sambil menyesali apa yang telah ia jawab kepada Djaka jika ia menyetujui apa yang Djaka katakan untuk mau menikah dengan pria pilihan Djaka dengan kriteria yang mirip dengan Djaka sendiri, jika dalam 3 bulan ia tak bisa menemukan pria yang menggantikan Djaka dalam hati Alya.
Alya tak tau apakah Djaka kan bisa menemukan pria seperti itu untuk dirinya? Dan apakah dia juga akan bisa menerima pria itu jika nanti Djaka berhasil menemukan jodoh untuk dirinya? Alya kini tampak panik sendiri.