"Itu bisa kita pikirkan lagi nanti, yang jelas saat ini yang terpenting adalah kesembuhannya terlebih dahulu. Lagi pula lukanya ada di paha. Dan tak mungkin ada orang lain yang melihat luka itu kan?"
"Hei, sekalipun lukanya di tempat yang tersembunyi dan tertutup tapi bagi seorang perempuan kesempurnaan adalah yang paling utama. Mungkin orang lain tak melihatnya. Tapi saat dia mandi dan melihat penampilannya sendiri, akan hilang rasa kepercayaan dirinya merasa dirinya tak lagi sempurna. Apalagi juga saat bersama dengan suaminya."
"Aku tak mempermasalahkan hal itu."
"Benarkah? Memangnya kau pernah melihat pahanya?"
Djaka tak berkutik, pertanyaan Aldo seperti jebakan untuknya. "Jangan kepo!" ujar Djaka tak ingin membahas masalah ini lagi.
"Aku tau kau belum menyentuhnya atau melakukan ehem … ehem … kepadanya? Tapi sekedar melihat pahanya masa kau juga tak pernah? Kau ini suaminya yang sah. Kau berhak untuk itu."
"Tutup mulutmu dan fokuslah menyetir!"