Setelah meninggalkan rumah sakit rahman dan dewi segera ke mall untuk membeli beberapa keperluan dan mengambil pesanan cincin pernikahan, lalu mereka berkeliling mall "Rahman..mama udah gak sabar melihat kalian bersanding." "Ya ma sabar..masih seminggu lagi, setelah dari sini kita ke gedung untuk mengecek sudah sejauh mana persiapannya." Lalu dewi dan rahman menuju toko cincin untuk mengecek pesanannya "permisi mba..saya mau lihat apa cincin pernikahan atas nama rahman sudah selesai??" "Baik mas saya cek sebentar." Staff toko tersebut segera mengecek dan langsung membawa pesanan rahman "ini mas sudah jadi cincinnya." Cincin dengan emas murni 24 karat seberat 10gram dengan hiasan berlian merah di tengahnya dengan ukiran bunga mawar, tidak lupa rahman juga memesan 2 set perhiasan emas putih murni untuk dewi dan ara "ini 1 set perhiasan untuk mama dan yang 1 lagi untuk ara." "Indah sekali nak rahman..ini benar buat mama?? Terima kasih ya." Dengan mata berbinar dewi pun menerimanya.
Setelah berkeliling mall mereka memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran dan tidak lupa mereka menyebarkan undangan setelah makan siang selesai, di ruang kerja alex masih sibuk dengan penyelidikannya terkait dengan calon suami ara dan anak buahnya "lelah sekali..mungkin lebih baik aku menghubungi dinda." Lalu alex sedikit merenggangkan ototnya dan mengambil ponselnya betapa terkejutnya dia melihat laporan dari dinda yang membuatnya harus segera menemui ara lalu alex segera membersihkan dirinya dan bersiap menuju rumah sakit.
Sebelum berangkat alex menyempatkan diri untuk menghubungi arifin dan mengirim video dari dinda "selamat siang om..tadi tante dewi datang bersama pria itu dan membuat keributan di rumah sakit." "Siang juga..baiklah nanti saya akan cek video tersebut, dan malam ini saya akan bicara dengan dewi..nak alex tolong jaga ara ya." "om..saya akan jaga ara dan saya akan ke rumah sakit sekarang." "Baik nak alex..terima kasih." Sambungan telepon terputus dan saat alex membuka pintu tiba-tiba saja *buuuggghhhh..* pria asing dengan menggunakan penutup wajah dan jaket kulit hitam berbadan besar menyerang alex dan membuatnya tersungkur "siapa kalian!!! Apa mau kalian!!" "Loe gak perlu siapa gue!! Ini peringatan pertama!! Jika loe berani mendekati calon istri gue!! Loe tau kan gue gak akan segan memberikan peringatan lebih!!" Alex yang merasa di usik berdiri dan menyerang balik pria tersebut dengan keahlian bela diri yang sangat tinggi alex miliki dengan sangat mudah alex membuat pria tersebut tumbang "bilang sama bos loe gue gak akan pernah takut dengan ancamannya!!! Karena dia berurusan dengan orang yang salah!!!!" Lalu pria tersebut melarikan diri.
Di perjalanan pria asing tersebut melaporkan apa yang terjadi kepada rahman dan tentu saja membuatnya semakin marah "Tante sebentar ya rahman mau hubungi seseorang dulu." Lalu rahman meninggalkan Dewi bersama dengan orang dari EO "kenapa kalian bisa gagal mencelakai dokter s****n itu!!" "Bos..ilmu bela dirinya sangat tinggi bahkan, bahkan dia tidak takut dengan anda..dan menantang balik anda, sangat berbeda dengan mantan kekasih ara." Suara pria itu tampak gemetar mendengar amarah dari rahman "jadi dokter s****n itu udah berani menantang gue, ok biar gue yang akan turun langsung..dan loe sekarang awasi wandi." "Baik bos." Rahman memutuskan teleponnya dan kembali ke tempat di mana ada dewi dan anggota EO "maaf Tante tadi ada urusan sebentar." "Ya gak apa-apa nak rahman." Lalu mereka sibuk mendiskusikan tentang konsep yang sedikit di ubah.
Saat wandi keluar dari cafe terlihat anak buah rahman sedang bersiap untuk beraksi, dan benar saja saat wandi baru saja keluar dari cafe seseorang dengan menggunakan masker dan jaket kulit hitam datang dari seberang jalan lalu menghajarnya dengan balok kayu sehingga membuatnya terjatuh dengan kondisi kepala bagian belakang terluka dan mengeluarkan banyak darah beruntung deri ada di kasir bawah dan segera berlari untuk menyelamatkan wandi "woooyyyyy siapa kalian!! Kenapa menyerang sahabat gue!!" Lalu terjadi baku hantam antara deri dan pria itu hingga akhirnya memancing orang sekitar untuk turut membantu deri, di saat keadaan mulai mendesak pria itu melarikan diri dan deri segera membawa wandi ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit alex segera menggunakan masker karena pipinya yang lebam akibat pukulan pria itu dan segera ke atas menuju tempat ara lalu dia menuju lift lalu menekan tombol lantai di mana ara berada, saat keluar dari lift dia mampir dulu ke meja suster untuk mencari dinda "sela..sela..dinda dimana??" Sela pun bingung siapa pria ini "maaf anda siapa?? Dan ada keperluan apa mencari dinda??" Alex terpaksa membuka maskernya dan sela terkejut karena kondisi alex "ya ampun dokter alex..apa yang terjadi!! Kenapa bisa lebam begini!! Ayo ikut saya langsung ke ruang suster." Sela langsung menarik alex dan segera memberikan pertolongan pertama "dokter tunggu di sini karena dinda lagi ke toilet, dan pegang kompres ini jangan di lepas..saya akan cari salep ok" di saat sela sibuk mencari salep dinda keluar dari toilet menuju ruang suster dan alangkah terkejutnya dia melihat alex "mas alex..apa yang terjadi!! Siapa yang berbuat seperti ini??" "Anak buah rahman din.. tadi saat aku mau keluar tiba-tiba saat buka pintu orang itu langsung memukul aku." "Mas tadi udah liat kan video yang aku kirim??" "Udah sekarang gimana kondisi ara??" Tiba-tiba pintu terbuka dan sela datang dengan membawa salep untuk lebam "Dinda ini salepnya buat luka lebam." "Ya sel..terima kasih ya." Sela langsung meninggalkan ruangan "Ara sepertinya mengalami shock, aku khawatir kondisinya akan menurun lagi." "Mungkin kita ajak dia jalan-jalan." "Ke taman lagi mas??" "Kan aku shift malam, mumpung masih ada waktu kita ke mall aja." "Lalu aku gimana?? Aku kan selesai jam 5." "Udah gampang, kan mas kamu ini pemilik rumah sakit." "Oh iya mas lupa.. hehehehehe." Lalu dinda minta tolong sela untuk mengolesi salep luka lebam untuk alex karena dinda mau bersiap-siap dan tentu saja hal itu di sambut sela dengan senang hati karena memang sela menyukai alex.
Sela terlihat salah tingkah saat mengobati alex dan tidak fokus sehingga menekan luka lebamnya "aduh sela kamu bisa gak fokus mengolesi salep buat saya?? Jika tidak bisa biar saya saja yang mengolesi sendiri." Ujar alex dengan nada ketus dan mengambil salep dari tangan sela dan berlalu menuju ruangan ara, saat tiba di ruangan ara melihat alex dengan luka lebam di pipinya dan membuatnya khawatir "kak alex kenapa bisa terluka?? Siapa yang berbuat seperti ini??" Ara memberanikan diri untuk menyentuh pipi alex "tidak apa-apa ara ini hanya luka kecil ok." Sambil memegang tangan ara dan alex memeluk ara "kita jalan-jalan yuukk." Alex melonggarkan pelukannya lalu melepaskan selang infus dan hanya menyisakan jarum infus yang menempel ditangan ara "kemana kak??" "Mungkin nonton aja ya, kita pergi sama dinda ok." "Ya kak." Sambil menunggu dinda bersiap suasana IGD pun tampak ramai dan deri baru saja tiba lalu segera keluar dari mobil dan minta tolong sama security dan perawat untuk membawa wandi ke dalam karena saat ini kondisinya sangat parah, lalu wandi segera di bawa ke dalam untuk mendapatkan pertolongan.