Sulit... ini sangat sulit, bagi seorang gadis yang lahir dan tumbuh di era modern, untuk tiba-tiba dipindahkan ke dunia yang mirip abad pertengahan ini.
Awalnya ku pikir aku bisa hidup tenang di istana hingga aku dewasa, kemudian dijodohkan dengan pangeran negeri lain, mengandung putra mahkota, dan menjadi permaisuri yang disegani rakyat.
Ah mimpi yang indah, tak menyangka hanya butuh satu tahun, mimpi itu hancur hingga mendorongku hingga ke situasiku saat ini.
Berlari dengan pakai compang-camping, kaki memar penuh luka, wajah yang dulu cerah milik seorang putri cantik kini terlihat kusut dan kelelahan, di tambah dengan para pengejar yang ingin membunuhku di belakang, membuatku ingin menyerah dan menangis.
"Hey para pengkhianat itu berlari kearah sana, kalian hadang dari arah barat"
"Cepat kejar mereka, Jangan biarkan putri pengkhianat itu lolos"
Persetan dengan putri pengkhianat, yang bekhianat adalah ibuku apa hubungannya denganku? apalagi jika demi tahta suaminya dibunuh oleh istri dari suaminya yang lain, istri mana yang tidak akan berkhianat?
Dan yang paling penting itu semua tidak ada hubungaanya denganku? aku bahkan hampir tidak memiliki kualifkasi untuk tahta. Ahagh.. aku tidak mengerti, aku benci dengan intrik politik kerajaan.
"Haaah...haaah..."
Dadaku terasa sakit sekali bahkan hanya untuk sekedar bernafas, aku menyesal tidak banyak berolahraga.
Jika aku tahu aku akan memilih sebagai valkyrie bukannya penyihir. Tidak- jika aku tahu semuanya akan menjadi seperti ini aku tidak akan membiarkan pelacur itu menikah dengan ayahku.
"Ayo cepat tuan putri, mereka semakin dekat"
Salah satu pengawal memperingatkanku.
"Ya, terima kasih"
Aku tahu... aku tahu... aku tidak buta oke? bahkan jika aku buta, radar sihirku sudah mendeteksi jumlah dan arah para pengejar mendekat. Tapi mau bagaimana lagi, aku terlalu lelah, kakiku sudah terasa mau copot, dadaku sakit seakan mau robek, bahkan mengeluhpun hanya bisa kulakukan di dalam hati.
"Tuan Putri, jika kau lelah aku bisa menggendongmu"
Tidak terimakasih, meski aku tidak tahu namamu aku menghargai kesetianmu prajurit B, Tapi dengan ekspresi berseri-seri di wajahmu itu, aku meragukan kau memiliki maksud lain
Bagaimanapun bahkan jika aku dan pemilik asli tubuh ini berusia 18 tahun, dari sudut pandang rasku aku memang masih anak-anak, apalagi penampilan fisikku yang sekarang hampir sama dengan anak berusia 12 tahun.
Tidak ada organisasi perlindungan anak di dunia ini? bagaimana jika dia kau benar-benar memiliki maksud lain?
"Tidak perlu, aku masih kuat"
Di tambah lagi dengan luka di sekujur tubuhmu, bagaimana bisa kau masih berpikir untuk menggendongku? seberapa besar kesetianmu? aku masih tidak mengerti pemikiran orang-orang abad pertengahan ini.
Di saat aku masih sibuk mengeluh, aku merasakan energi sihir berfluktasi di udara, menandakan seseorang sedang merapalkan mantral, dan kabar buruknya adalah sumber fluktasi energi sihir terasa dari arah para pengejar!.
Ah sialan.
Di saat seperti ini, aku harus segera menganalis jenis sihir dan merapal mantra balasan, tapi bagaimana mungkin tindakan 'high-end' seperti itu bisa dilakukan oleh pemula sihir sepertiku?!
Bahkan hanya untuk terus mempertahankan tiga sihir sekaligus saja, aku merasa aku sudah menarik semua potensiku, aku hanya bisa berharap 'Aim' mereka akan begitu buruk dan tidak akan megenaiku maupun para pengawalku.
Sayangnya harapanku hanya bisa di takdirkan untuk sia-sia, karena radar sihirku terus memperingatkanku bahwa panah sihir itu terus mengejar kearah ku.
Saat aku masih dengan paniknya memutar pikiranku untuk mencari solusi, sebuah suara mengitrupsi pemikiranku.
"AWAS TUAN PUTRI!!"
Bahkan sebelum aku bereaksi, dengan tangan berototnya prajurit B mengangkatku dan melemparku ke depan, aku terlempar dengan kecepatan yang bahkan lebih cepat dari kecepatan lariku.
Kekuatan yang menakjubkan, tapi itu percuma aku masih bisa merasakan panah sihir berbelok mengejarku seolah memiliki 'auto aim' dan 'aim corretion'.
"Aku benci cheater, aku benci sihir"
Untungnya Prajurit B tidak melemparku tanpa rencana, dari sudut mataku aku bisa melihat dia mengaktifkan teknik tertentu, membuat jari tengah tangan kanannya berkilau, tanpa berkata apa-apa dia kemudian mengacungkan jari tengahnya ke arah panah.
Untuk beberapa alasan aku ingin memukul wajahnya, aku bersumpah bukan aku yang mengajari gerakan kotor seperti itu padanya. Tapi seolah memiliki kesadaran secara ajaib panah tersebut benar-benar berbalik dan terbang mengarah ke prajurit B seakan terprovokasi tindakannya.
Ini benar-benar tidak ilmiah.
Tanpa memalingkan wajahku dari mereka, aku merapalkan mantra peringan tubuh pada diriku sendiri, sehingga aku bisa mendarat dengan lambat dan selamat.
Aku bisa melihat prajurit lain sebut saja Prajurit C, berdiri di depan Prajurit B dengan tangan yang menyala hijau, ia kemudian menangkap anak panah dengan mudahnya seperti seorang ahli. Membuatku ingin bertepuk tangan.
Saat aku masih mengagumi kerja sama dari Prajurit A dan B, sebuah tangan hangat membopongku membawa pergi.
Pemilik tangan tersebut adalah Kapten penjaga pribadiku, sekaligus satu-satunya Prajurit yang ku ketahui namanya dari 12 Prajurit yang sedang menjagaku saat ini.
"Paman Bruce!"
Menanggapi panggilanku, kapten penjaga tersenyum, mengusap rambutku dan membisikkan kata-kata seperti sedang membujuk anak kecil.
"Putri Alicia, aku tahu bahkan dengan banyaknya memar di kakimu, kau masih tidak ingin merepotkan kami, anak baik paman kagum padamu!"
Sial pria tua cepat turunkan aku, berhenti perlakukan aku seperti anak kecil.
Begitulah keluhan di dalam pikiranku tapi kenyataanya aku sama sekali tidak bergerak dari pelukannya. aku tidak ingin turun, aku merasa ini akan menjadi terakhir kalinya aku di bopong oleh paman bruce, ahh... persetan, apa-apaan dengan persaan sialan, ini pasti karena aku sudah hampir dewasa dan tidak ingin di bopong lagi, bukan karena hal aneh lainnya.
"Tapi paman juga tahu energi sihirmu sudah hampir habis, kau sudah tidak mampu lagi mempertahankan sihir pemercepat pada dirimu, jadi tolong biarkan pria tua ini menjadi ksatria pribadi gadis kecil kita untuk terakhir kalinya"
Paman Bruce memberiku senyum itu lagi, senyum yang lebih hangat dari sinar matahari, meski baru mengenalnya selama satu tahun, ditambah dengan ingatan tubuh asli milik Putri Alicia, aku tahu pria ini adalah satu orang paling penting untuk Putri Alicia.
Ketika sinar matahari menyinari wajahnya, aku tersadar pria yang sudah mengasuh putri alice sejak kecil ini sekarang sudah tua. Kulit keriput yang kini tertutup darah, rambut beruban yang begitu berantakan, mata hitam bijaksana yang menyembunyikan banyak kelelahan, aahhhhhh..... tidak tidak tidak... sepertinya sesuatU memasuki mataku.
"Um..."
Hanya sebuah dengungan kecil yang bisa ku keluarkan dari tenggorokanku, aku ingin mengucapakan terima kasih tapi aku takut jika aku benar-benar mengatakannya aku tidak akan bisa lagi menahan tangisku, aku tidak ingin menangis lagi di hadapannya, aku ingin menunjukan bahwa putri alicia sudah dewasa dan tidak akan menangis lagi.
Di sini seorang gadis transmigran dari era modern dan seorang gadis kecil di abad pertengahan, setelah satu tahun bertransmigrasi kini keduanyatelah menyatu dengan sempurna, ingatan dan perasaan mereka telah menyatu, tidak ada lagi ketidak cocokan jiwa dan tubuh, tapi perubahan besar ini sepertinya tidak di sadari oleh Putri Alicia sendiri.
"Hey Kapten! kami juga ingin menajadi ksatria putri kecil kita"
"Ya jangan biarkan kapten bertindak keren sendirian"
"Betul itu kami juga ingin menjadi ksatria yang keren hahaha..."
Dengan Kalimat ini seorang gadis kecil kemudian dikerumuni oleh 12 pria dan wanita penuh otot, pemandangan ini begitu menegerikan membuatku ingin segera menelfon 110 untuk panggilan darurat, sayangnya tidak ada ponsel di sisiku.
Aku tidak kuasa melihat tangan-tangan penuh kapalan itu dengan kasarnya bergantian mengusap rambut emasku, diringi dengan berbagai berkat yang memalukan melewati.
"Tuan putri aku harap mulai sekarang kau akan menjadi lebih dewasa"
"Tuan putri aku berharap kau tidak diam-diam menangis di kamar lagi"
".... Aku harap kau tidak pilih-pilih makanan lagi"
".... Jangan membiasakan memakan makanan manis di malam hari"
"... Aku harap,..."
" Tuan Putri aku tidak berharap kau untuk membalaskan dendam kami, aku hanya berharap hiduplah dengan baik"
Sial... persetan dengan kalian semua, di saat seperti ini bisakah kalian tidak memebeberkan sejarah hitamku?
"aaah sepertinya akan turun hujan!"
Bisikan kecil keluar dari mulutku.
Aku tidak tahu apakah pipiku memerah malu atau tidak, tapi setidaknya aku tahu pipi tersebut akan dibasahi oleh air suci yang di takuti para pria.
Selama ini aku sudah berusaha mengalihkan pikiranku dengan keluhan, tapi itu tidak berguna begitu aku mendengar kata-kata mereka aku tahu aku tidak akan bisa menahannya lagi, aku hanya bisa menyembunyikan air mataku di pelukan paman Bruce.
Tanpa melihat wajah mereka aku berpikir, orang-orang kuno otak otot ini tidak akan mengerti kiasanku, namun ketika sebuah tangan hangat mengusap kepalaku mencoba menghiburku, aku tahu aku salah karena terlalu meremehkan mereka.
"Ya biarkan hujan teras dengan deras, bagaimanapun juga ini akan menjadi hujan terakhir yang dialami tuan putri, ya kan"
Itu adalah suara paman Bruce.
"Ya Aku Berjanji"
Bahkan setelah satu tahun, sepuluh tahun, atau bahkan 100 tahun aku berjanji tidak akan menangis lagi.
Hujan semakin deras.