"Ah, bisa saja kamu. Mana mungkin aku berani, nanti aku di cakar sama suami kamu."
"Haha, suami aku itu manusia. Bukan macan, tidak seseram itu juga kali. Haha!"
"Haha, iya juga ya."
Obrolan mereka terlihat semakin dekat. Di tengah asyik bercanda, tiba-tiba Rere dan kekasihnya datang mendekat.
"Hei, kamu di sini rupanya? Cie, sudah dapat teman baru saja dia di sini." Rere melirik dan mengedipkan matanya pada Luna.
"Hem, apa sih kamu. Sudah puas mainnya? Enak ya kalian berdua, aku di sini yang ajak kalian, malah kalian tinggalin aku. Untung ada dia." Luna menunjuk pria yang duduk di depannya itu.
"Cie, cie, cie, iya. Oke, oke! Sudahlah, aku lapar. Kalian sudah makan? Oh iya, piring tinggal sisa tulang. Berarti sudah selesai. Kalau begitu, aku makan dulu deh. Ayo sayang, kita duduk di sana saja. Nanti malah ganggu mereka."
Rere dan kekasihnya menuju meja lainnya, Luna hanya menggelengkan kepalanya.