"Mama!" Pertama kali kata itu terucap penuh dan sangat fasih di bibir Rayan. Bayi berusia jalan 8 bulan itu sudah bisa memanggil mama. Hal itu membuat Luna sontak kaget mendengarnya.
"Hei, siapa yang kamu maksud Mama?"
"Mama!" Ucapnya sekali lagi dengan meringis menampakkan giginya yang baru tumbuh satu.
"Astaga, anak ini." Luna semakin gemas dan ingin mencubit Rayan saat itu karena gemas.
"Kok semakin lama, dia semakin menggemaskan. Pintar sekali dia mengambil hati. Tapi," Ucapnya terhenti ketika melihat Regi baru datang dari kantornya.
"Hei, anak papa. Lagi main sama Mama ya? Ucap Regi sembari mengecup kening Rayan.
"Nih," Ucapnya dengan menyodorkan Rayan untuk di asuh gantian.
***
"Luna,"
Tiba-tiba Cesile hari itu muncul di hadapan Luna. Bak petir di siang bolong, rasa sakit itu muncul lagi.
"Cesile. Mau apa kamu datang kemari."