'Sepertinya, aku harus lakukan sesuatu pada Asih dan Udin. Agar mereka tidak katakan yang sebenarnya pada Luna. Aku tidak ingin kalau Luna sampai tahu dalam keadaan seperti ini. Aku belum siap jika harus ribut dan berurusan soal ini.' Gumam Regi.
Setelah semalaman tidak tidur memikirkan rencananya, pagi itu Regi mengumpulkan para pembantunya.
"Asih, Udin! Kemari!"
Di meja makan, yang saat itu Luna dan Regi baru selesai sarapan. Luna merasa heran, karena tumben Regi memanggil kedua pembantunya.
"Iya, Mas." Keduanya berkumpul di meja makan itu juga. Lalu Regi tanpa basa-basi lagi mengeluarkan dua amplop berisi uang yang sudah dia siapkan.
"Ini untuk kamu dan istri kamu." Regi menyerahkan dua amplop tadi pada Udin.
"Loh, Mas. Bukan seminggu yang lalu kami sudah gajian? Kok ini dapat lagi?" Tanya Udin dengan herannya.
"Wah, Jangan-jangan mas Regi lagi banyak rejeki terus bagi-bagi sama kita ya? Alhamdulillah, semoga rejekinya lancar terus ya, Mas." Ucap Asih dengan polosnya.
