Tangan Asih mulai berani mengambil makanan itu, namun tiba-tiba tangan dia di tepis halus oleh Luna. Luna yang lembut dan pura-pura kasar, sebenarnya tidak berani lakukan hal itu. Dia hanya karena ingin buat Asih tidak betah dan kecewa dengannya nanti. Dengan begitu Regi akan bersusah payah lagi.
"Beraninya kamu ingin sentuh makanan aku, aku hanya ingin kamu buang sisa sampah ini." Luna memberikan plastik sampah pada Asih. Asih pun hanya terdiam tertegun melihat sikap Luna yang begitu dingin padanya. Namun Asih tidak kaget lagi, karena sebelumnya itu Regi sudah menceritakan semua tentang Luna padanya.
"Hehe, baik Mbak. Sini aku buangkan!"
"Iya, di buang dong. Katanya pembantu, jadi apa gunanya kamu di sini. Sekalian ya, di kamar mandi ada lulur. Kamu ambil, dan pakaikan lulur di kakiku sekalian pijat. Aku capek!"