"Kamu habis dari mana saja? Makan siang?"
"Iya, Sayang. Maaf ya, aku lupa kalau kamu pasti datang dan bawa makanan. Mana makanan untuk aku, kamu pasti masak enak bukan hari ini?"
"Tuh, tinggal kotaknya saja!" Renata menunjuk tampak bekal yang sudah kosong.
"Loh, di mana isinya?"
"Tahu kamu pergi makan, jadi aku makan sendiri."
"Maaf ya, Sayang! Aku benar-benar lupa."
"Ya lupa lah, apa lagi makan bareng Rara. Pasti lupa sama aku."
"Loh, kok kamu tahu! Hem, pasti kamu tanya sama mereka yang tinggal di kantor ya? Ya sudah, kamu jangan marah ya. Aku tidak ingin kita bertengkar lagi. Aku tadi perginya bertiga sama Wulan juga kok. Tidak hanya berdua."
"Siapa juga yang marah, aku tidak marah kok. Kan aku tahu kalian bertiga, kecuali pergi berdua. Mungkin iya aku akan marah. Hem, Rangga!" Renata mulai mendekati Rangga dan merapikan dasinya, lalu mengelus punggung dan menuntun Rangga untuk duduk di kursinya. Setelah itu, Renata mulai memijat punggung Rangga saat itu.
