"Aku masih tidak percaya, kalau Abian suka sama aku. Tapi apa mungkin secepat itu?"
Dalam kamar yang hening, Rara baru bangun dari tidurnya itu langsung mengingat perjumpaannya tadi malam bersama Abian. Terjadi hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya, kalau ada seorang pria yang begitu cepat menyukai dirinya. Apa lagi dia seorang pria muda, dan belum pernah menikah.
"Rara, bagaimana acaranya tadi malam? Dia lamar kamu?"
Ibu masuk dan ingin tahu cerita dirinya tadi malam. Ibu sangat mengharapkan kebaikan untuk kehidupan Rara yang baru. Namun Rara hanya menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Bu. Apa sih, baru juga jalan pertama kali kok langsung lamar. Lagi pula, mana mungkin dia suka sama aku."
"Loh, kan kamu tidak tahu hatinya suka atau tidak sama kamu. Jadi bisa saja kan kalau dia suka sama kamu. Ibu harap sih, kalian segera menikah. Ibu kasihan lihat kamu sendiri terus dan selalu jadi bahan ejekan Renata."
"Jadi Ibu tahu soal Renata yang sering katain aku?"