"Ma!" Panggilan dari suara yang tidak asing di telinga Rara saat itu terdengar begitu jelas. Namun Rara merasa itu hanyalah mimpi.
"Mama, ayo kita pulang!" Suara itu terdengar lagi lebih jelas. Rara menoleh ke sumber suara itu tepat di belakangnya yang kebetulan juga pundaknya di sentuh dengan lembut.
"Atta,"
"Iya, Ma. Ayo kita pulang!"
"Oh iya, iya, Nak. Ayo kita pulang, ayo!" Rara membuka kan pintu untuk Atta saat itu juga. Untuk pertama kalinya dia mendapatkan perilaku baik dari Atta setelah sekian lama berusaha mendekati dirinya. Meski kadang tidak mau di jemput, namun kali ini Atta sendiri yang minta di antar pulang.