"Ra, Papa kangen. Untung lah, Papa masih bisa lihat kamu meski dari kejauhan. Semoga apa yang kamu niatkan cepat terkabul ya sayang. Dan kita bisa secepatnya ketemu."
Masih di balik jendela kamar, Bramanjaya melihat Rara saat itu yang tengah menaiki motor. Tidak lama kemudian, Riski keluar dari rumah dan ikut bersama Rara. Bramanjaya terus mengawasi gerak-gerik Rara dengan menahan rasa Rindu.
Setelah puas memandangi Rara di luar, Bramanjaya menutup gorden jendela tersebut, namun setelah menutup Rara melihat sekilas gorden yang tertutup. Lalu ada bayangan berdiri meninggalkan jendela tersebut.
"Ki, kamu bilang sendiri di rumah."
"Iya, aku sendiri."
"Lalu siapa barusan yang berdiri di jendela kamar itu?" Rara menunjuk jendela. Riski langsung beralasan.
"Oh itu. Paman aku, dia menginap di sini. Aku lupa, baru malam tadi dia datang kemari."
