Bella yang sedang kebingungan di dalam sebuah kamar pengantin yang sudah terhias dengan begitu indah, namun ia merasa semua dirinya seperti sedang menunggu kedatangan suaminya di malam pertama.
Membuat hatinya Bella resah. "Apakah aku harus ke luar dari sini? Atau tetap di sini? Nanti dikiranya aku benar-benar menunggu kedatangan pria itu."
Setelah membuatnya berpikir sejenak, Bella memutuskan untuk ke luar dari kamarnya. Akan tetapi, ia merasa bingung harus berjalan kearah mana sekarang. Sampai akhirnya ia memilih untuk berjalan lurus, namun tiba-tiba saja seorang pria menghentikan langkahnya.
"Nona Bella, Anda ingin pergi ke mana?" tanya Sam yang sedari tadi berjaga di depan pintu kamar.
"Aku hanya ingin mencari angin segar, memangnya tidak boleh ya?" Bella mencoba mencari alasan agar pria itu tidak curiga dengannya. Tapi, memang benar ia merasa bosan kalau harus berada di dalam kamar pengantin.
"Malam hari bukan waktu yang tepat untukmu mencari angin segar, Nona Bella. Tapi, jika memang Anda ingin berkeliling di dalam rumah ini, maka aku bisa menemuimu sambil kita menunggu kepulangan Tuan Saga," ucap Sam dengan tawaran baiknya.
Sontak membuat Bella kebingungan dengan ucapan itu, hingga membuatnya bertanya. "Memangnya Tuan Saga pergi ke mana?"
"Tuan Saga pergi mengunjungi adiknya yang sedang koma di rumah sakit. Kalau begitu mari, Nona Bella. Saya ikut menemani Anda berjalan-jalan di sini sembari melihat-lihat rumah barumu, dan kita bisa juga berbincang-bincang."
"Baiklah." Menjawab dengan singkat dan seadanya. Akan tetapi, Bella sedikit merasa penasaran dengan latar belakang dari Saga.
"Aku bahkan belum tahu latar belakangnya seperti apa, dan hanya keanehan yang begitu terlihat di dalam rumah ini," gumam Bella sembari ia melirik kearah banyaknya patung hias serta dengan lukisan aneh yang membuatnya tidak mengerti maksud dari semua itu.
Namun, tanpa ia sadari Sam telah mendengar gumamnya itu. Ia pun mencoba bertanya. "Jika Nona Bella ingin tahu segalanya tanyakan saja kepada Tuan Saga. Dia kan sudah menjadi suamimu. Aku tidak punya hak menjawab semua itu."
"Jadi, kamu mendengar ucapan ku ya? Siapa namamu sebenarnya?" tanya Bella.
"Ah aku lupa kalau kita memang belum saling kenal ya? Baiklah, namaku Sam Wallace, dan umurku 27 tahun. Begitupun aku adalah tangan kanan pertama milik Tuan Saga, dan sekaligus aku sudah bekerja dengannya sejak masa remajaku," ia memperkenalkan dirinya dengan hormat.
"Oh ... jadi, kamu sudah lebih banyak tahu tentang Tuan Saga berarti? Lalu pria yang satu lagi itu siapa namanya?" tanya Bella yang semakin penasaran, dan ia takut jika tidak kenal maka akan kesulitan kalau membutuhkan sesuatu.
"Bisa dibilang begitu, tapi aku tidak memiliki kewenangan untuk memberitahukan semua tentang Tuan Saga, terkecuali dirinya sendiri yang memberitahukan kepada Anda, Nona Bella. Kalau yang satu lagi namanya Bian Hardasta, tapi dia sedikit lebih tua dariku."
"Oh ... Aku sedikit tahu sekarang. Oh ya masih ada satu hal yang membuatku bingung. Sebenarnya kenapa Tuan Saga masih menjadikan foto keluarganya di saat makan malam kemarin? Ini semakin membuatku bingung," tanya Bella yang berpikir sedang ada kesempatan.
Namun, Sam tidak menjawab pertanyaan itu. Akan tetapi, ia memohon menolak dengan menundukkan kepalanya sedikit, sembari ia berkata. "Nona Bella, aku sudah terangkan bahwa ada beberapa larangan untukku tidak memberitahu apapun kepada orang lain."
"Tapi, aku ini istrinya, Sam?" Bella sangat bersikeras.
Namun lagi-lagi, gelengan kepala yang hanya bisa Sam berikan. "Maaf, tapi ini sudah menjadi tanggung jawabku. Kalau memang sekarang Nona Bella sudah merasa lebih lega sebaiknya kembalilah ke dalam kamar karena sebentar lagi Tuan Saga akan datang."
"Tapi, aku masih ingin tahu tentang semua hal dalam rumah ini? Bahkan aku merasa kalau Tuan Saga banyak sekali menyembunyikan sesuatu dariku, termasuk dengan kenapa terjadinya pernikahan diantara kami berdua." Bella semakin keras kepala dan tidak ingin mengalah.
"Nona Bella, aku mohon kembalilah ke dalam kamarmu," paksa Sam dengan memperlihatkan tatapan tajamnya.
Mau tidak mau akhirnya Bella pun memilih untuk kembali walaupun ia merasa tidak nyaman, dan ditambah latar belakang dari keluarga ini yang masih belum bisa ia pahami.
Di tengah-tengah kesendiriannya itu, tiba-tiba saja suara pintu terdengar, dan seperti ada sesuatu yang sedang masuk. Ruangan kamar yang besar membuat Bella berjalan dengan perlahan. Sebab, ia berada di dekat lemari hingga membuatnya tidak dapat melihat kedatangan orang lain.
Tetapi malah sebaliknya pintu kamar yang terdengar seperti terkunci dari arah luar. Bella pun berusaha melihat siapa yang datang, meskipun ia mengira jika itu adalah Tuan Saga.
Sontak membuat Bella terkejut ketika perkiraannya ternyata salah besar. Yang justru datang ternyata bukanlah suaminya, Saga. Melainkan seorang pria bertopeng yang tidak ia ketahui wajahnya.
"Mau apa pria ini sebenarnya? Tapi, kenapa dia bisa masuk ke sini?" batinnya Bella dalam ketakutan.
Membuat Bella berjalan mundur dengan perlahan, namun ia pun melihat kearah kaki pria tersebut yang bisa berjalan dengan normal. Sebab, memang sempat terlintas di dalam benaknya, jika saja itu adalah Saga, tapi yang ia ketahui bahwa Saga tidak bisa berjalan.
"Mau apa kamu? Dan siapa kamu sebenarnya?" tanya Bella dalam kepanikannya. Semakin Bella terlihat takut, justru semakin pria bertopeng itu berjalan mendekatinya.
"Ayolah, Bella, bukannya kita sudah pernah bertemu sebelumnya? Ini adalah pertemuan kedua kita, jadi aku rasa malam ini kamu harus menjadi milikku untuk seterusnya," ucap pria bertopeng itu dengan suaranya yang khas.
Bahkan Bella belum pernah mendengar suara berbeda dari ketiga pria yang ia lihat di dalam rumah tersebut.
"Aku sudah menikah, jadi tidak akan mungkin bisa menjadi milikmu." Dengan tegas Bella menyakinkan pria bertopeng itu.
"Aku tahu karena aku juga datang ke dalam acara pernikahanmu, Bella. Tapi, anehnya kenapa kamu mau menikah dengan pria cacat seperti Saga itu? Tidak menyenangkan sama sekali, bukan?"
Semakin berjalan dekat, dan ditambah yang tidak adalagi ruang untuk menjauh karena Bella sudah berada di ujung kamar. Perkiraan tentang pria itu adalah Saga ternyata Bella salah, namun ia berpikir jika pria itu mungkin Sam yang baru saja berbicara dengannya. Tapi, anehnya tinggi tubuh Sam tidak setinggi itu.
Tatapan Bella yang terus-menerus mencoba memikirkan tentang sosok pria bertopeng itu semua melemah, ia bahkan sama sekali tidak dapat mengenali pria tersebut.
"Kenapa kamu terus menatapku seperti itu, Bella? Oh aku tahu, kamu pasti penasaran kan darimana asalnya aku berada. Asal kamu tahu, bahwa akulah dibalik pernikahan kalian, dan Saga hanya akan menjadi mainan untukku. Jadi, artinya kamu menikah dengan Saga, itu sama saja dengan menikah denganku," ucap pria bertopeng itu dengan penuh kebingungan yang semakin membuat Bella tak paham.