"Bisa diam enggak? Mau lutut mu sampai berdarah? Kalau enggak, mendingan diam, okay!"
Membalas tatapan Rama dengan tatapan kesal. Meskipun demikian Nala tetap terdiam karena ia memang merasa kesakitan. Setelah selesai, Nala bangkit dengan tidak hati-hati, dan hampir saja membuatnya terluka yang kedua kali. Untungnya Rama dengan cepat menahan wanita itu agar tidak kembali terjatuh.
"Bandel sih dibilangin. Emangnya mau ke mana coba?"
"Ya, aku mau ganti pakaian. Kan enggak mungkin sampai nanti pakai baju basah begini."
"Ya sudah aku gendong aja ya," sahut Rama dengan perbuatan manisnya.
Melihat perbuatan Rama yang manis mampu membuat Nala merasa sedikit bersalah, ia merasa jika dirinya telah berlebihan. Namun sedetik kemudian, pikiran buruk kembali menghasutnya. "Kebaikan itu hanya sebuah tindakan sebagai kata maaf atas apa yang sudah ia perbuat. Ingatlah satu hal bahwa ibumu meninggalkan karena kecerobohan Dokter Rama."