Nata menengok ke sumber suara sekilas. Ia tersenyum berterima kasih melihat antusias teman-temannya yang turut hadir menyempatkan waktunya. Nata kembali ke hadapan Naya.
Ia menatap mata Naya dengan tatapan penuh tanda tanya. Degup jantung yang kian terasa antar keduanya. Naya sempat menunduk, tapi ditegur Nata dan kembali mengangkat wajahnya.
"Kenapa nunduk?" ucap Nata.
"Nggakpapa."
"Nay."
"Ya?"
"Terima kasih." Ucap Nata dengan senyum termanis yang baru Nata lihat dari wajahnya yang selalu tampak menyebalkan. Sebuah senyum yang membuat pipinya merona.
Nata sempat menahan tawa melihat ekspresi Naya yang tergugu di dekatnya.
"Kenapa nahan tawa?" ucap kesal Naya.
"Udah, nggakpapa."
Dari kejauhan nun di sana, Genta geram. Ia keluar dari barisan teman-teman seangkatan Nata. Nata pun melihat sosok Genta yang keluar.
"Itu bukannya Genta?" tanya Naya.
"Genta? Siapa dia?"
"Ouh nggakpapa, Mas."
"Kenapa dia keluar duluan? Bukannya belum ada ucapan selamat?"