"Oh, Tania. Tidurlah." Gumamku menekan segala pertanyaan yang terus tumbuh di hati dan kepalaku.
Sekuat hati, berusaha kupejamkan mata. Jam dinding berbentuk awan menunjukkan pukul setengah dua.
***
Hari yang cerah. Kicau burung masih kudengar dari balik jendela. Kusingkap sebentar jendela di kamar yang kutempati. Karena memang ini kamar di lantai dua, aku bisa melihat pemandangan yang cukup mengesankan dari sini.
Orang-orang yang berlalu lalang, orang-orang yang sedang jalan kaki, atau orang-orang yang sedang berlari. Mereka semua dengan segala aktivitas di pagi harinya.
Sementara aku? Aku masih dengan sweater merah dan syal yang dipinjamkan Ibunya Kinan. Sudah kurapikan pula segala isi kamar ini.
Sinar matahari pagi mulai sayup menerangi. Akupun menutup jendela dan gorden begitu panggilan suara, terdengar memanggilku.
"Tania... Sini, Nak. Sarapan." Suara Ibu terdengar memanggilku.
"Iya, Bu. Tania segera keluar."