Pikirannya Igho begitu kacau. Kata-kata Zayyan, sahabatnya terus tergiang di kepalanya. Bimbang. Itulah yang telah Igho rasakan.
Selama ini, Igho tidak mudah terpengaruh dengan perkataan orang-orang. Apalagi kata nasehat. Seumur hidupnya, Igho memandang rendah yang namanya nasehat. Karena orang yang menasehati belum tentu bisa melakukan hal seperti yang mereka bicarakan. Sama saja dengan munafik bukan?
Namun, nasehat Zayyan yang terdengar begitu berharga membuat pendirian Igho yang menilai sebuah nasehat tidak berharga perlahan sirna.
"Sial! Sial!" Memukul-mukul kepalanya lumayan kuat.
Bertemu dengan Zayyan kemarin entah merupakan keberuntungan atau kemalangan yang ia dapatkan. Igho bingung sendiri. Namun, di dalam hati kecilnya, Igho begitu terharu karena sang sahabat mau jauh-jauh datang kemari. Bukan hanya itu saja, Zayyan rela mencarinya ke mana-mana yang pasti mengeluarkan kocek yang besar.
