Alyn melempar tubuhnya di atas ranjang saat ia sampai di dalam hotelnya.
Wanita berwajah pucat itu terus menarik nafasnya panjang mengisi semua rongga pernafasannya dengan oksigen sekitar.
Sambil melihat atap-atap langit, pikiran Alyn tak mau berhenti membayangkan bagaimana wajah Igho mendadak dingin sebeku salju di kutub Utara.
'Apa dosa aku ya? Sampai-sampai dia sedingin itu?' pikir Alyn dengan tatapan kosong menyawang ke atas langit-langit atap itu. Di lihatnya dasar plafon yang putih bersih.
Getaran ponselnya membangunkan Alyn dari semua lamunan aneh itu.
Drrt. Drrt.
Alyn terperanjat bangun dan melihat isi dari tas kecilnya.
"Ya, hallo?"
Alyn merubah rasa lesunya menjadi berpura-pura bugar karena penelepon di balik ponselnya tak lain adalah ayahnya.
"Hallo sayang? Apa kabar kamu?" tanya Manaf terdengar suaranya bergetar dan tidak terlalu bersemangat.
"Kenapa ayah bertanya seperti itu? Aku pasti baik-baik saja di sini Yah. Ayah jangan khawatir."