Alyn yang beres membantu Bi' Tini untuk membersihkan semua piring kotornya, langsung bergegas naik ke kamarnya untuk mengamankan berkas itu.
Awalnya langkah kaki ALyn begitu semangat menapaki anak tangga dengan kaki yang lincah.
Lalu ia menutup pintu dengan kencang saking semangatnya.
Blugh!
Sejenak Alyn duduk di sebrang cermin meja riasnya sebelum ia memutuskan untuk memasukan maf berisi berkas penting itu kedalam laci.
Di lihatlah seluruh bayangan dirinya di balik cermin. Seketika senyuman yang lebar itu mulai mengendur dan menampakan wajah yang muram.
'Alyn? Siapa dirimu ini? Beraninya kamu membawa sesuatu yang bukan hak kamu? Kamu memang janji pada dirimu sendiri untuk memiliki rumah itu lagi, tapi bukan dengan cara ini. Kamu harus memilikinya dengan hasil keringat sendiri. Bukankah itu hanya pemberian Om Manaf? Apa kata Igho nanti jika dia tahu kalau ayahnya membelikan sebuah rumah untuk aku?' Batin Alyn seperti membangunkan dirinya dari kebahagiaannya yang sesaat.