"Suster!" teriak Bram penuh dengan kecemasan.
Ia menengok ke kanan dan ke kiri ruangan tunggu itu yang sudah terlihat sepi. Bram tidak mendapati Igho lagi di tempat itu lagi
Bahkan Dr. Bram malah cemas sendiri. Biasanya, dia sudah terbiasa melihat pasien yang sedang kritis seperti itu, tapi melihat Kayla, dia sedikit kikuk dan menyuruh susternya menangani Kayla terlebih dahulu.
"Bersihkan semua darahnya. Selepas itu, semua urusanku!" ucap Dr. Bram melinting kemejanya, lalu ia mengenakan baju putih kebanggaannya.
Dr. Bram sibuk dengan semua alat-alat kedokteran yang akan ia pakai untuk mengobati Kayla.
Pikirannya terus melayang mengingat-ingat kemana perginya Igho.
"Maaf! Anda tidak bisa masuk karena pasien sedang dalam pemantauan," ucap salah seorang suster di balik pintu kamar rawat Kayla.