Sepanjang perjalanan lorong rumah sakit itu, Zayyan terus mengelus pundak Kayla.
Dia tahu sekali kalau adiknya itu tidak sedang baik-baik saja setelah melihat Igho di pertigaan lorong rumah sakit itu.
Sepertinya hati Kayla sudah terlalu sesak, hingga ia sama sekali tidak mengucap satu patah katapun.
"Kay? Are you okai?"
Kayla tersenyum tipis sambil menyumbingkan bibirnya.
"Aku baik-baik saja kak."
Ucapan dan raut wajah Kayla jelas berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.
"Sudahlah, ayo kita masuk. Lupakan pria itu, kakak tahu kamu wanita tangguh!" hibur Zayyan pada adiknya itu.
Kayla dan Zayyan berjalan bergantian memasuki sebuah ruangan yang cukup luas dengan di dominasi dasar tembok serba putih bersih. Di lihatnya seorang pria bertubuh tinggi berisi, dengan kepala pelontos juga berjubah putih.
"Maaf, apakah kami boleh masuk?" tanya Zayyan sebelum ia masuk lebih dalam lagi.
"Oh iya, mari masuk!" ujar pria itu dengan sangat sopan.