Di tempat yang berbeda, Kayla dan Igho terlentang lemas di tempat yang berbeda juga rumah yang berbeda.
Setelah beberapa jam Igho terlelap tidur di atas ranjangnya, alis di kelopak matanya bergerak, perlahan dia membukanya.
Sedikit demi sedikit dia melihat atap langit kamarnya yang terlihat sangat putih.
"Dimana aku? Kayla? Mana Kayla?"
Semakin dia sadar sepenuhnya, Igho langsung terperanjat bangkit dari tempat tidurnya.
"Kamu, sudah sadar Gho?" Tanya Alyn sedikit kesal karena dari tadi Igho hanya menyebut nama Kayla saja.
Apa tak ada sedikitpun nama dirinya yang tertulis di hati Igho?
Atau mungkin Alyn sudah tidak ada artinya bagi Igho, hingga mulut Igho terus mengucap nama Kayla?
Jelas sekali Alyn merasa cemburu karena itu.
"A-lyn Aku dimana?"
Igho masih menahan sebuah rasa sakit yang bersarang di kepalanya. Ia menepuk-nepuk tempurung otaknya berharap rasa mual dan pusing itu sirna.
"Kamu ada di rumah. Kenapa kamu mabuk seperti ini hah? Apa kamu sudah tidak waras, Gho?"
