Melihat kedua pasang bola mata itu, Igho benar-benar tidak bisa memilih antara Alyn dan Kayla.
Merasa dihantam oleh palu besar Igho benar-benar sesak, saat dihadapkan dengan sebuah pilihan yang diucapkan oleh Kayla.
Memang ia tahu kalau definisi hidup tidak jauh dari sebuah pilihan. Namun hanya pilihan inilah yang sangat memberatkannya. Membuat dia diam seribu bahasa.
"Kenapa kamu diam saja Gho? kamu hanya tinggal memilih, apakah wanita itu dan Dodit yang keluar dari rumah ini, atau aku sendiri yang akan keluar bersama Dodit?"
"Jangan konyol,Kay! Ini bukan sebuah permainan. Bukannya dari dulu kamu sudah setuju, dan menerima kenyataan ini bahwa kita akan hidup bertiga? Trus siapa pria ini?" Nada suara Igho sudah naik beberapa oktaf dari sebelumnya.
Mendengar Igho sudah menekan pembicaraannya, Kayla langsung merangkul tangan Dodit sangat erat.
"Kalau sudah begini, aku tidak perlu lagi menjelaskan siapa Dodit ini!" ucap Kayla ketir sekali.