Igho melipat kedua tangannya di atas meja, melihat dua wanita itu di seberang matanya, membuat Igho ketir dan canggung.
Alyn menunduk dengan situasi yang sangat aneh seperti itu. Situasinya senyap namun hatinya yang bergejolak.
Sedangkan makanan buatan Kayla yang ada di atas meja sama sekali tidak ada maknanya. Semua itu hanya sebagai pelengkap suasana dan formalitas saja.
"Kalian tunggu apa lagi? Ayo mari makan!"
Kayla berusaha berpura-pura baik dengan hatinya. Ia membuka piring keramik berwarna putih yang sedari tadi tertungkup.
"Oh, Iya! Ayo mari ...,"
"Kalian pasti lapar, bukan? Makanlah yang banyak. Aku sengaja membuatkan ini untuk kamu," sejenak Kayla terdiam lalu mengkoreksi kata-katanya. " Maksud aku untuk kita semua."
Alyn menarik nafasnya halus lalu mengembangkan senyuman lebar berusaha menampakan wajah yang datar.
"Masakan kamu sepertinya sangat lezat. Ini hari pertama aku memakan masakan buatan kamu," ungkap Igho sebagai pengisi kecanggungannya.