Pagi itu, Igho menuruni anak tangga dengan sangat cepat. Kakinya terlihat gesit hingga ia masuk ke ruang makan rumahnya itu.
Itu ia lakukan bukan untuk sarapan atau sebangsanya. Buru-buuru sekali Igho menyambar tangan Aya Manaf di meja makan.
"Igho berangkat dulu, yah."
Bi Tini yang sudah menunggu kehadiran Igho di pagi buta tadi langsung terhenyak melihat tubuh majikannya yang terlihat sangat kosong.
Igho yang banyak pikiran membuat matanya sedikit cekung.
"Tuan? Apa kamu gak sarapan dulu?" tanya Bi Tini menghentikan pergerakannya.
"Enggak, Bi. Igho harus pergi mencari Kayla!"
Manaf langsung beradu pandang dengan pembantunya sangat heran, tidak mengharap penjelasan apapun lagi dari majikannya itu karena memang pada dasarnya mereka sudah tahu cerita gamlangnya saat menguping kemarin.
"Tapi ingat nak, sesibuk apapun kamu, tetaplah pikirkan kesehatanmu. Lihatlah tubuhmu yang sudah kering kerontang, matamu juga sudah tak karuan?" Manaf menimpali.