Igho membuka pintu kamar dimana ruangan itu seharusnya adalah kamar pengantin Igho bersama Alyn.
Ia melihat setiap sudut ruangan yang memberikan banyak kenangan antara hubungan Igo dan Alin saat itu.
Igho meraba dengan perlahan dasar dari ranjang yang sangat halus berbalutkan sprei serba putih.
"Alyn, maafkan aku. Aku akan menunggu kamu sampai kapanpun juga di sini," ucap Igo penuh semangat lalu melirikkan kedua bola matanya ke arah jarum jam yang menunjuk ke arah angka 15.00.
Igo menghela nafas dalam-dalam saat waktu terus berdetak dan tiada henti berputar seperti apa yang ia rasakan kali ini, terus aja menunggu dan menunggu kehadiran wanita pujaannya itu.
Hingga setelah lama menunggu, Igho merasa tubuhnya semakin lelah, ia menghempaskan tubuhnya dengan kencang ke dasar ranjang.
Di tatapnya langit-langit atap kamarnya. Semua bayangan senyum manis Alyn terus terlukis di antara dasar atap kamarnya itu.
Ia tidak bisa membendung rasa rindunya yang begitu besar terhadap Alyn.