Senyum sinis Zayyan nampak terbit di bibir tebalnya. Sesekali Zayyan menyeruput kembali kopi panas itu. Rasanya tak terlalu pahit jika di bandingkan dengan kehidupannya sekarang ini. Tapi, Zayyan pikir kalau hidupnya yang pahit mulai berangsur membaik saat dendamnya satu persatu telah terbalaskan.
"Lihatlah, senjataku kali ini akan jadi senjata paling ampuh untuk menendangmu dari perusahaan Masterindo Corp. Kamu pikir kamu yang sombong itu akan selalu ada di atas langit? Salah, kamu akan segera hancur, seperti debu yang sudah di lalap api," ujar Zayyan berbicara pada dirinya sendiri di balik layar cermin yang membentang di ruangan tengah rumah barunya itu.
Cahaya nampak masuk memberi kehidupan pada tubuh Zayyan yang hanya mengenakan kaos polosan berwarna putih. Hari libur menjadi hari yang ia tunggu untuk merancang semua strategi barunya.
Kebetulan sekali kabar di artikel yang beredar itu sudah mulai viral dan merambah di jagad media sosial.