Sampai di ruangan, semua mata terpaku pada Igho. Igho pun mengedar pandangan pada setiap orang yang ada di dalamnya.
Aneh, emang tatapan aneh itu seperti sedang mengintimidasi Igho. Tak seperti biasanya, Igho yang selalu keluar dan masuk dengan santai ke ruangan itu, kini dia merasa menjadi seorang tamu bagi mereka.
"Ada kalian juga?" tanya Igho sambil menaikan satu alisnya, dan melangkah lebih dalam lagi.
Entah kenapa rasa canggung di antara mereka mulai terasa sangat menyesakkan Igho. Situasi dingin bercampur canggung membuat Igho tak nyaman berdiri di tempatnya.
"Ada apa ayah panggil Igho? Bukannya ini jam kerja?"
Manaf yang masih di lingkupi rasa kesal, berusaha menenangkan perasaannya. Pasalnya, dia tahu kalau dia terlalu menekan pria muda yang ada di hadapannya itu, pasti hasilnya akan tak sesuai dengan keinginannya untuk menyelesaikan masalah.
Ia berusaha menarik nafas untuk menormalkan diri, lalu menengadahkan tangan sambil menunjuk ke arah kursi yang masih kosong.
