Tangan Alyn mengelus dada ketika ia berhasil menolak kecelakaan yang hampir saja melibas habis nasibnya.
"Untung saja aku masih selamat," ucap Alyn setelah ia memutus sambungan telpon dari ayahnya itu.
Saat itu Alyn berusaha mengemudikan mobilnya dengan perlahan.
Dia tak mau kalau sampai harus menanggung akibatnya dari berkendara ugal-ugalan seperti tadi. Lagi pula biasanya Alyn gak pernah berkendara secepat itu. Semua di karenakan oleh pikirannya yang kacau sampai-sampai dia tak bisa mengontrol diri.
Sampai di sebuah rumah kecil tempat tinggal Alyn bersama Ibunya dulu.
Rumah bernuansa putih itu masih tetap seperti dulu dan tidak ada sedikitpun yang berubah dari penempatan barang-barang dan seisinya.
Hanya ada debu kecil dengan beberapa sarang laba-laba yang menghuni rumah ibunya itu.
Alyn membuka lebar pintu rumahnya agar banyak oksigen yang masuk.
Tiba-tiba tatapannya terhenti melihat semua dekorasi sekitar yang menyisakan kenangan terindah dengan ibunya itu.