Hari demi hari, Alyn dan Manaf bergantian menengoki Igho. Setelah empat hari lamanya, Igho sama sekali tidak ada perkembangan. Hanya ada wajah pucat dan siap di perlakukan seperti boneka oleh para dokter.
Seluruh para medis pun sudah berjuang sekuat mungkin untuk memberikan hal yang terbaik untuk Igho.
Namun hanya tuhan yang tahu pasti bagaimana pria itu akan sadar kembali.
Sepanjang hari itu, Igho hanya bergantung pada obat-obatan. Suasana sunyi semakin membuat hari Alyn sama sekali tak berwarna.
Hingga pagi hari Alyn datang bersamaan dengan Manaf, semua para teman Igho pun ikut hadir untuk melihat keadaan sahabatnya itu.
"Kalian, datang juga?" Sapa Manaf pada Kayla, Dodit, juga Zayyan.
Mata Kayla tak hentinya berkeling saat melihat Alyn berdiri di samping Manaf.
"Iya, Om. Kami ingin tahu perkembangan Igho saat ini." sambar Kayla cari muka.
Tapi, Alyn masih tersenyum simpul menghadapi semua para teman Igho itu.